Sosial media kembali dihebohkan dan dipenuhi oleh video dan kisah dari Aeshninna Azzahra. Anak bangsa yang baru berusia 12 tahun ini viral karena keberanian dan ketegasannya dalam melakukan protes terhadap negara lain. Surat yang dikirimkan sebagai bentuk protesnya tersebut merupakan surat terbuka agar negara lain agar berhenti mengimpor sampah ke wilayah Indonesia.
Keberanian dari Nina ini hadir ketika hatinya terluka dan sedih melihat kota tempat tinggalnya menjadi tempat pembuangan sampah plastik yang di impor dari negara lain. Dalam video yang beredar, Nina sedang menyerahkan surat untuk pemerintah Australia kepada Kedutaan Australia yang ada di Indonesia. Selain Australia, Nina juga telah mengirimkan surat protes kepada pimpinan Jerman Angle Merkel dan kepada Donald Trump.
Nina mengatakan bahwa sampah dari negara-negara maju tersebut di selundupkan ke dalam kontainer kertas yang akan di daur ulang.
Wilayah yang sangat berdampak sampah impor ini adalah Desa Bangun. Desa Bangun berada di dekat lokasi pemilahan limbah kertas dari sebuah pabrik kertas.Saat pabrik kertas selesai mengambil bahan kertas yang akan digunakan, sisa sampah plastik di buang ke Desa Bangun.
Nina juga menjelaskan bahwa sampah plastik dapat dijual dan di daur ulang untuk menjadi bahan olahan Negara Cina. Selain itu sampah plastik dapat dijual kembali sebagai bahan bakar pembuatan tahu. Namun ini tidak sebanding dengan dampak tersebarnya pencemaran pada lingkungan.
Nina dan orangtuanya memang aktif peduli terhadap lingkungan dan rutin melakukan kegiatan membersihkan sampah di pantai. Hal inilah yang membuatnya dapat dengan tegas mengirim surat protes dan meminta negar-negara maju untuk berhenti mengimpor sampah ke Indonesia.
Semoga negara maju tersebut mengambil tindakan atas protes Nina pada surat ini. Dan semoga tindakan dari Nina menjadi penggerak untuk kita agar lebih peduli lagi terhadap kondisi lingkungan.